Operasi caesar adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Bedah caesar disebut juga dengan seksio sesarea (disingkat dengan sc) umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Operasi caesar biasanya berlangsung 20-90 menit dan dapat dilakukan baik karena alasan medis maupun non-medis (personal).
Beberapa wanita memilih persalinan secara caesar dengan alasan tidak menyakitkan dibandingkan persalinan normal, prosesnya relatif lebih cepat, bahkan ada pula yang memilih persalinan ini agar bisa memilih tanggal kelahiran bayi. Namun, dibalik keuntungan tersebut operasi caesar juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan.
Kerugian Operasi Caesar Bagi Bayi
• Bayi hasil caesar berpeluang lebih tinggi mengalami gangguan pernafasan (neonatal respiratory distress). Risiko mengidap asma juga lebih besar pada bayi hasil caesar.
• Risiko bayi terkena pisau bedah.
• Risiko kelahiran prematur. Seringkali, sulit untuk menghitung umur bayi yang sebenarnya. Bila bayi ternyata masih berumur di bawah 36 bulan maka akan ada risiko karena kelahiran prematur, seperti masalah pernafasan, suhu tubuh dan pencernaan.
• Bayi hasil caesar berpeluang lebih tinggi mengalami gangguan pernafasan (neonatal respiratory distress). Risiko mengidap asma juga lebih besar pada bayi hasil caesar.
• Risiko bayi terkena pisau bedah.
• Risiko kelahiran prematur. Seringkali, sulit untuk menghitung umur bayi yang sebenarnya. Bila bayi ternyata masih berumur di bawah 36 bulan maka akan ada risiko karena kelahiran prematur, seperti masalah pernafasan, suhu tubuh dan pencernaan.
Kerugian Operasi Caesar Bagi Ibu
• Kematian. Meskipun jarang terjadi, operasi caesar yang gagal dapat meningkatkan risiko kematian ibu. Di AS, tingkat kematian pada caesar atas kemauan sendiri adalah 5,9 per 100.000 kelahiran, dibandingkan 2,1 pada persalinan normal.
• Masa pemulihan yang lebih lama, bisa sampai 6 minggu atau lebih.
• Risiko infeksi pasca pembedahan yang berkisar antara 2-15%. Infeksi terutama pada saluran kencing dan lebih sering terjadi pada ibu yang kegemukan.
• Frekuensi perdarahan yang lebih tinggi.
• Risiko mengalami masalah pada plasenta, ruptur kandungan dan pertumbuhan janin di luar rahim (ectopic) pada kehamilan berikutnya.
• Penundaan pemberian ASI dan jalinan hubungan emosi ibu-anak karena adanya luka operasi dan pengaruh obat bius. Bayi hasil operasi caesar biasanya langsung ditempatkan di ruang observasi.
• Kematian. Meskipun jarang terjadi, operasi caesar yang gagal dapat meningkatkan risiko kematian ibu. Di AS, tingkat kematian pada caesar atas kemauan sendiri adalah 5,9 per 100.000 kelahiran, dibandingkan 2,1 pada persalinan normal.
• Masa pemulihan yang lebih lama, bisa sampai 6 minggu atau lebih.
• Risiko infeksi pasca pembedahan yang berkisar antara 2-15%. Infeksi terutama pada saluran kencing dan lebih sering terjadi pada ibu yang kegemukan.
• Frekuensi perdarahan yang lebih tinggi.
• Risiko mengalami masalah pada plasenta, ruptur kandungan dan pertumbuhan janin di luar rahim (ectopic) pada kehamilan berikutnya.
• Penundaan pemberian ASI dan jalinan hubungan emosi ibu-anak karena adanya luka operasi dan pengaruh obat bius. Bayi hasil operasi caesar biasanya langsung ditempatkan di ruang observasi.
Mengingat besarnya risiko dibandingkan manfaat yang didapat, operasi caesar memang sebaiknya dihindari bila masih dimungkinkan. Selain itu, tentu saja karena biayanya juga mahal, jauh lebih besar daripada biaya persalinan normal.
Dari berbagai sumber
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar