Emosi negatif yang banyak dipendam anak, lambat laun dapat menimbulkan penyakit fisik. Emosi negatif yang timbul dalam diri anak dipengaruhi banyak faktor. Seperti kondisi emosi yang tak stabil, terutama pada anak-anak menjelang usia peralihan remaja, sekitar 10-12 tahun. Selain itu, faktor lingkungan seperti hubungan orangtua yang tidak harmonis, adanya tekanan sosial dari lingkungan sekolah semisal kasus bullying, tuntutan orangtua dan pola asuhnya yang kurang mendukung juga menjadi sumber munculnya emosi negatif pada anak.
Bimbingan orangtua sangat penting agar anak dapat mengungkapkan emosinya secara tepat. Terutama saat anak mengalami masalah emosi negatif seperti kekesalan, kemarahan, kesedihan atau kekecewaan. Berikut empat tahapan dalam mengatasi masalah emosi.
1. Memersepsikan.
Anak harus dapat mengenali suatu peristiwa, kejadian atau sumber yang membuat emosi negatifnya muncul.
2. Mengenali.
Orangtua harus memberikan contoh kepada anak bagaimana caranya agar anak dapat mengenali emosi yang dialaminya. Misal, ketika ibu tengah mengalami emosi marah atau sedih, ibu bisa mengatakan, "Mama sedang marah." Nantinya anak akan mengenali beragam emosi tersebut dan meniru bagaimana mengekspresikan emosinya.
3. Mengungkapkan.
Tujuan mengungkapkan emosi adalah menyelesaikan suatu masalah. Agar anak dapat mengungkapkan emosi yang dialaminya, diperlukan saluran emosi, baik secara verbal maupun nonverbal. Contoh, secara verbal dengan mengatakan, "Aku kesal," atau, "Aku kecewa," dan lainnya. Untuk nonverbal bisa dengan menulis di buku harian, membuat lukisan, atau melakukan kegiatan lainnya.
4. Mengendalikan emosi.
Intinya adalah bersikap asertif, yaitu bagaimana anak bisa menyatakan dan mengungkapkannya secara tepat pada situasi tertentu, atau mengekspresikan perasaannya tanpa menyinggung, menyakiti diri sendiri dan orang lain.
kompas.com
Home » Mendidik anak » 4 Tahapan Atasi Masalah Emosi Anak
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar