1. Memasang Firewall
Admin di sekolah sebaiknya menginstal software firewall yang mampu memonitor informasi baik yang menuju maupun yang keluar dari server sekolah, sebagai langkah pengamanan jaringan. Firewall ini akan mampu mencegah informasi tertentu (baik file ataupun program) berseliweran keluar ataupun masuk jaringan sekolah. Dengan adanya firewall, guru maupun pelajar tidak dimungkinkan untuk men-download software gratisan, mengunggah/mengirim informasi tertentu atau membuka attachment email. Aksi men-download dan membuka file attachment bisa menjadi jalan bagi virus untuk merusak sistem komputer dan membuka celah bagi hacker untuk mengakses informasi milik sekolah.
Admin di sekolah sebaiknya menginstal software firewall yang mampu memonitor informasi baik yang menuju maupun yang keluar dari server sekolah, sebagai langkah pengamanan jaringan. Firewall ini akan mampu mencegah informasi tertentu (baik file ataupun program) berseliweran keluar ataupun masuk jaringan sekolah. Dengan adanya firewall, guru maupun pelajar tidak dimungkinkan untuk men-download software gratisan, mengunggah/mengirim informasi tertentu atau membuka attachment email. Aksi men-download dan membuka file attachment bisa menjadi jalan bagi virus untuk merusak sistem komputer dan membuka celah bagi hacker untuk mengakses informasi milik sekolah.
2. Memasang Software Filtering
Langkah selanjutnya adalah memasang software filtering untuk mencegah pelajar mengakses informasi atau situs-situs yang tidak pantas. Filter ini bekerja berdasarkan kata kunci (keyword) atau frase tertentu yang diketikkan. Jika dirasa kata kunci yang diketikkan mengandung kata-kata ‘dewasa’ seperti seks atau payudara, maka user tidak akan menemukan hasil pencarian yang dituju. Meski begitu filter ini tidak bisa sukses 100% karena kini pemilik situs makin lihai menyiasati pemblokiran akses dengan cara menciptakan URL yang tidak mencurigakan, namun dalam kenyataan menyesatkan. Terkadang, beberapa filter ada yang mencegah user menggunakan layanan chatting dan blog karena alasan konten yang tidak pantas dan risiko keamanan. Pemasangan filter tetap menjadi langkah yang dihimbau untuk dilakukan demi keamanan para pelajar.
3. Membatasi Upload KontenLangkah selanjutnya adalah memasang software filtering untuk mencegah pelajar mengakses informasi atau situs-situs yang tidak pantas. Filter ini bekerja berdasarkan kata kunci (keyword) atau frase tertentu yang diketikkan. Jika dirasa kata kunci yang diketikkan mengandung kata-kata ‘dewasa’ seperti seks atau payudara, maka user tidak akan menemukan hasil pencarian yang dituju. Meski begitu filter ini tidak bisa sukses 100% karena kini pemilik situs makin lihai menyiasati pemblokiran akses dengan cara menciptakan URL yang tidak mencurigakan, namun dalam kenyataan menyesatkan. Terkadang, beberapa filter ada yang mencegah user menggunakan layanan chatting dan blog karena alasan konten yang tidak pantas dan risiko keamanan. Pemasangan filter tetap menjadi langkah yang dihimbau untuk dilakukan demi keamanan para pelajar.
Keamanan internet bukan hanya berbicara tentang apa yang kita akses, namun juga tentang apa yang kita posting di internet. Sejumlah sekolah memiliki kebijakan pelarangan pemakaian foto para pelajar di situs mereka. Yang lain boleh memakai foto, namun dengan syarat tidak mencantumkan nama. Sedang sekolah lain ada yang membolehkan foto, namun dengan nama depan saja.
4. Jadi Panutan
Beberapa tips di atas adalah aksi yang penting dilakukan untuk mengamankan pelajar dan sekolah dari bahaya internet. Namun di luar itu, langkah terpenting ada di pundak guru dan orang tua yang diharapkan mampu menjadi panutan bagi murid dan anak-anaknya dengan mengajarkan anak untuk memakai internet secara bertanggung jawab. Diskusi di kelas dan peragaan adalah sesuatu yang sangat bermanfaat bagi pelajar. Dengan hal tersebut, melek akan bahaya internet dan berselancar di dunia maya secara sehat bukanlah hal yang susah lagi.
Sumber : http://ictwatch.com/internetsehat/
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar