Sosok Triceratops dari fosil tulang-belulangnya yang disimpan di Museum Senckenberg, Frankfurt, Jerman. |
Tabrakan meteor di Semenanjung Yucatan, Meksiko, tersebut memusnahkan sebagian besar dinosaurus, utamanya dinosaurus yang tidak dapat terbang. Dengan mempelajari lapisan-lapisan geologis di daerah itu, Lyson dan timnya mendapati bahwa dinosaurus tiba-tiba menghilang setelah bencana besar.
Sementara itu, teori punahnya dinosaurus secara bertahap didasari celah kosong setebal 3 meter di zona geologis tempat fosil-fosil dinosaurus ditemukan sebelum bencana. Triceratops yang ditemukan di Hell Creek berada di atas zona 3 meter tersebut.
"Ini menunjukkan ada satu spesies, atau bahkan lebih, yang masih hidup ketika bencana terjadi," ujar seorang peneliti.
Menurut Stephen Chester, salah seorang peneliti yang juga terlibat dalam studi, lokasi penemuan penting. "Selain dinosaurus, kami juga menemukan keanekaragaman mamalia kecil yang pertama kali terdokumentasi setelah bencana. Mamalia menjalani adaptasi dan mulai mengisi tanah-tanah kosong," ujar para peneliti.
Sampai saat ini, ilmuwan belum mampu menemukan alasan yang tepat untuk menjelaskan cara mamalia, kura-kura, dan beberapa hewan lain bisa selamat dari bencana meteor. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)
sumber: kompas.com
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar