VIVAnews - Asian Development Bank (ADB) bersama dengan pemerintah Jepang dan Prancis memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesia untuk perbaikan lingkungan sebesar US$400 juta (Rp3,5 triliun)
Country Director ADB untuk Indonesia, Jon D. Lindborg, mengatakan Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen dari kondisi biasa tanpa intervensi pada tahun 2020 dan meningkatkan pengurangan tersebut menjadi 40 persen dengan bantuan internasional.
“Pendanaan ini akan membantu upaya pemerintah membuat pertumbuhan ekonomi menjadi ramah lingkungan dengan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah." ujarnya dalam siaran pers, Kamis 10 November 2011.
Berdasarkan penelitian ADB, jika menggunakan skenario tanpa adanya tindakan atau intervensi, maka perubahan iklim di Indonesia akan menimbulkan kerugian antara 0,7 persen hingga 2,5 persen dari Produk Domestik Brutonya pada akhir abad ini.
Meningkatnya kebutuhan listrik di Indonesia, tambahnya, juga memicu kenaikan emisi gas rumah kaca. Energi bisa menjadi sumber terbesar emisi gas rumah kaca pada tahun 2030.
Penelitian juga mencatat bahwa Indonesia menghasilkan lebih dari separuh emisi gas rumah kaca dari seluruh kawasan Asia Tenggara akibat dari penebangan hutan dan perubahan lahan gambut untuk kegiatan pertanian.
Komposisi pinjaman itu yaitu pemerintah Jepang memberikan pinjaman US$200 juta dan Prancis US$100 juta, dan sisanya ADB sehingga jumlah total US$400 juta. Selain itu, ADB juga akan melaksanakan program hibah bantuan teknis dari Japan Fund for Poverty Reduction sebesar US$700 ribu untuk melengkapi program dan meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga pemerintah yang menangani program perubahan iklim. (umi)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar