VIVAnews- Indonesia paling banyak meminta pinjaman ke Jepang. Utang Indonesia ke Jepang sebesar US$31,08 miliar.
Berdasarkan data Direktorat Jendral Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, angka itu mencapai 45,9 persen dari total nominal utang asing Indonesia yang mencapai US$67,78 miliar. Sementara itu urutan kedua ditempati oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) dengan porsi 16,3 persen atau sebesar US$11,08 miliar.
Urutan ketiga ditempati oleh Bank Dunia dengan porsi 14,6 persen atau besar nominal mencapai US$9,88 miliar. Negara lain dan juga lembaga kreditor sisanya memberikan sumbangan kecil yang semuanya terakumulasi dengan porsi 23,2 persen atau sebesar US$15,74 miliar.
Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengatakan dengan besarnya porsi investor pengutang Jepang ke Indonesia membuat pemerintah harus menerbitkan obligasi khusus bernominal Yen.
"Kita beberapa kali terbitkan Samurai Bond kenapa?, karena kita sedang menerapkan manaemen utang," kata Rahmat di Hotel Mercure, Sabtu 20 November 2010.
Ia menjelaskan eksposure utang dalam bentuk Yen yang tinggi membuat pemerintah harus membayar utang itu dengan Yen baru. "Samurai Bond ini untuk mencari Yen baru," katanya.
Ia memperkirakan sampai tahun depan pasar surat utang dunia masih akan baik. Apalagi Indonesia masih akan menghadapi arus modal masuk yang tinggi hingga Semester I. Selain itu, imbal hasil (yield) masih akan sangat murah. Pemerintah akan menerapkan front loading strategy atau penerbitan utang sebanyak-banyaknya diperkirakan dikisaran 60-65 persen dari target penerbitan utang.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar