VIVAnews - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Julian Wilson, memastikan mereka akan mengurangi bantuan pembangunan ke Indonesia mulai 2014 saat negeri ini tengah mengalami pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Dengan pengurangan ini, Uni Eropa tidak lagi melihat Indonesia sebagai negara yang masih harus dibantu, melainkan sudah menjadi mitra yang kian sejajar.
UE tetap menjadi pendonor terbesar di dunia. Sebenarnya dana yang dianggarkan untuk 2014-2020 naik, namun prioritasnya akan berubah. Dunia telah berubah sejak 2007, maka perlu dikaji lagi, negara-negara mana saja yang sudah berkembang baik, dan mana masih harus dibantu.
"Setelah dikaji, Uni Eropa menilai Indonesia telah tumbuh dengan baik. Bahkan, nyatanya, cadangan devisa Indonesia kini malah lebih baik dari banyak negara anggota Uni Eropa. Jadi kami melihat ekonomi negeri Anda dengan agak iri karena berkembang pesat," kata Wilson di Jakarta hari ini
Namun, fokus bantuan pembangunan bagi Uni Eropa adalah tetap kepada negara-negara miskin dengan pendapatan sangat rendah. Negara-negara yang dulu berkategori berpendapatan menengah ke bawah namun telah berkembang pesat dan berhasil menggerakkan perdagangan seperti Indonesia tidak lagi menerima bantuan.
"Maka Indonesia tidak akan masuk lagi dalam daftar prioritas negara penerima bantuan pembangunan untuk tahun anggaran 2014-2020," kata Wilson.
Namun, bersamaan dengan itu, dia optimistis bahwa status hubungan Uni Eropa dan Indonesia akan meningkat. "Kami justru akan menerapkan instrumen baru. Kemitraan ini lebih bersifat saling menguntungkan," kata diplomat asal Inggris itu.
Pemerintah Indonesia, lanjut Wilson, menyambut antusias pola baru kemitraan dengan Uni Eropa itu. "Bahkan saya mendengarnya sendiri dari Presiden Yudhoyono. Indonesia ingin bergerak lebih maju dari sekadar penerima bantuan klasik. Menteri Bappenas pun menyambut baik, bahkan menyatakan belakangan ini Indonesia dan Uni Eropa sudah menciptakan hubungan lebih setara," kata Wilson.
Baik Indonesia dan Uni Eropa kini sama-sama jadi anggota G-20 dan pemimpin dari masing-masing pihak sering bertemu. Itu saja sudah menandakan hubungan yang sejajar. "Jadi akan ada suatu pola kemitraan dan aliansi yang baru dan saling sejajar," kata Wilson
Selama tahun anggaran 2007-2013, UE mengucurkan bantuan pembangunan sebesar 500 miliar euro ke Indonesia. Bantuan itu terfokus pada empat bidang utama, yaitu pendidikan, perubahan iklim, pemerintahan serta perdagangan dan investasi.
Bantuan yang akan dihentikan mulai 2014 adalah di sektor pendidikan. Nilai bantuan saat ini sebesar 350 miliar euro. Bantuan untuk sektor-sektor lain masih akan berlanjut. "Jadi total bantuan pembangunan ke Indonesia akan berkurang. Namun saya yakin hubungan akan makin erat saat pola kemitraan menjadi sejajar dengan saling menguntungkan," kata Wilson.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar