VIVAnews - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Julian Wilson, menegaskan krisis keuangan di zona euro tidak berdampak besar bagi hubungan mereka dengan para negara mitra, termasuk Indonesia. Bahkan hubungan dagang Uni Eropa dengan Indonesia justru berkembang di tengah krisis.
"Tahun lalu, di tengah krisis zona euro, perdagangan Uni Eropa dan Indonesia tumbuh 23 persen. Jadi, di tengah krisis, saat volume perdagangan diperkirakan menurun, hubungan dagang kedua pihak malah meningkat," kata Wilson dalam jumpa pers di Jakarta hari ini.
Surplus Indonesia atas Uni Eropa pun bertambah. Wilson mengakui tingkat investasi perusahaan-perusahaan Eropa di Indonesia tahun lalu berjalan datar, tidak naik. Banyak perusahaan Eropa tidak punya dana ekstra untuk berinvestasi ke luar negeri. "Namun Uni Eropa masih tergolong investor utama di Indonesia, sekitar lebih dari 3 miliar euro," kata Wilson.
Diplomat asal Inggris itu tidak menyangkal belakangan ini krisis utang di perhimpunan 17 negara anggota pengguna euro turut mencemaskan Uni Eropa. Namun, dia menyatakan sudah ada langkah-langkah cukup solid untuk mengatasinya.
"Obatnya sudah ada. Uni Eropa sudah berkoordinasi dengan IMF untuk mengucurkan dana darurat bagi negara-negara zona euro yang bermasalah. Namun langkah itu juga disertai program reformasi dan penghematan yang harus dijalankan negara bersangkutan," kata Wilson.
Kepercayaan pasar atas langkah-langkah perbaikan itu mulai tampak. "Kami memang belum bisa keluar dari hutan rimba krisis. Namun jalan keluarnya sudah dibuat," dia melanjutkan.
Proses pemulihan krisis memang akan mengalami guncangan, namun dia optimistis bisa dilalui dengan baik. "Daya tahan euro akan diuji secara keras. Bila berhasil dilalui, maka akan berjalan baik," kata Wilson.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar